Strategi Inklusif dalam Penyampaian Khotbah
Narasi sebagai Sarana Pendidikan Agama Kristen bagi Jemaat Berkebutuhan Khusus
DOI:
https://doi.org/10.55798/37brj012Keywords:
Khotbah inklusif, Pendidikan agama Kristen, jemaat berkebutuhan khusus, narasi yang menguatkan, strategi komunikasi gerejawiAbstract
Abstract :
This study aims to examine inclusive strategies in delivering sermons to congregations with special needs through the literature study method. In church ministry, preaching has a central role as a means of delivering God's word, but it often does not fully reach congregations with special needs effectively. As part of the practice of Christian Religious Education in the prayer hall, sermons should be a means of learning faith that builds the spirituality of all people in a fair, equal, and contextual manner, including for those with disabilities. By examining various relevant literature, both from the perspectives of theological, homiletics, inclusive education, and communication, this study illustrates the importance of a narrative approach that strengthens and uses adaptive and inclusive delivery methods. A fortifying narrative not only conveys divine truth, but also becomes an effective pedagogical method in Christian Religious Education because it is able to bridge the life experience of the congregation with the message of the Gospel. The results of the study show that the use of simple language, constructive narratives, visual media, sign language, and understanding the context and needs of the congregation individually are important strategies in creating accessible sermons and spiritual impact for all groups. This study recommends that churches and preachers be more proactive in preparing inclusive sermons in order to achieve a fair and equitable service for all people. Thus, an inclusive strategy in preaching is an integral part of Christian Religious Education which aims to foster faith, hope, and love in the diversity of conditions of the people.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi inklusif dalam penyampaian khotbah kepada jemaat berkebutuhan khusus melalui metode studi pustaka. Dalam pelayanan gereja, khotbah memiliki peran sentral sebagai sarana penyampaian firman Tuhan, namun sering kali belum sepenuhnya menjangkau jemaat dengan kebutuhan khusus secara efektif. Sebagai bagian dari praktik Pendidikan Agama Kristen di ruang ibadah, khotbah seharusnya menjadi sarana pembelajaran iman yang membangun spiritualitas seluruh umat secara adil, setara, dan kontekstual, termasuk bagi mereka yang memiliki keterbatasan. Dengan menelaah berbagai literatur yang relevan, baik dari perspektif teologis, homiletika, pendidikan inklusif, maupun komunikasi, penelitian ini menggambarkan pentingnya pendekatan naratif yang menguatkan serta penggunaan metode penyampaian yang adaptif dan inklusif. Narasi yang menguatkan tidak hanya menyampaikan kebenaran ilahi, tetapi juga menjadi metode pedagogis yang efektif dalam Pendidikan Agama Kristen karena mampu menjembatani pengalaman hidup jemaat dengan pesan Injil. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa yang sederhana, narasi yang membangun, media visual, bahasa isyarat, serta pemahaman akan konteks dan kebutuhan jemaat secara individual menjadi strategi penting dalam menciptakan khotbah yang dapat diakses dan memberi dampak spiritual bagi semua kalangan. Penelitian ini merekomendasikan agar gereja dan pengkhotbah lebih proaktif dalam mempersiapkan khotbah yang bersifat inklusif demi tercapainya pelayanan yang adil dan merata bagi seluruh umat. Dengan demikian, strategi inklusif dalam khotbah merupakan bagian integral dari Pendidikan Agama Kristen yang bertujuan menumbuhkan iman, pengharapan, dan kasih dalam keberagaman kondisi umat.
Downloads
References
Ault, M. J., Collins, B. C., & Carter, E. W. (2013). Factors Associated with Participation in Faith Communities for Individuals with Developmental Disabilities and Their Families. Journal of Religion, Disability and Health, 17(2), 184–211. https://doi.org/10.1080/15228967.2013.781777
Ault, M. J., Slocum, V., Collins, B. C., Leahy, M. M., & Miller, V. P. (2023). Perceptions of Faith Leaders on the Inclusion and Participation of Individuals with Disabilities in Their Communities. Journal of Disability and Religion, 27(1), 138–159. https://doi.org/10.1080/23312521.2021.1932691
Bangun, B., Ida Ike Siregar, S., & Rajagukguk, W. (n.d.). Human Development Index and Junior Secondary National Exam Scores in Indonesia. In International Journal of Environmental Sciences (Vol. 11). https://www.theaspd.com/ijes.php
Beyers, J. (2021). The role of religion and spirituality in transforming society. Acta Theologica, 2021, 52–69. https://doi.org/10.18820/23099089/ACTAT.SUP32.5
Carter, E. W., Bumble, J. L., Griffin, B., & Curcio, M. P. (2017). Community Conversations on Faith and Disability: Identifying New Practices, Postures, and Partners for Congregations. Pastoral Psychology, 66(5), 575–594. https://doi.org/10.1007/s11089-017-0770-4
Devi, D., Ivan, I., & Rumbi, F. P. (2021). Peran Gereja dalam Memberdayakan Penyandang Disabilitas di Gereja Toraja Jemaat Kaero. KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen Dan Pemberdayaan Jemaat, 2(1), 27–37. https://doi.org/10.34307/kinaa.v2i1.26
Eva, N. (2015). (n.d.). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang. In Psikologi anak berkebutuhan khusus. Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang.
Harisantoso, I. T. (2022). Persepsi Jemaat Tentang Kaum Disabilitas Dan Akses Mereka Ke Dalam Pelayanan Gereja. Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 4(1), 58–81. https://doi.org/10.35909/visiodei.v4i1.242
Jansen, C. A., Pretorius, F. J., & Van Niekerk, E. J. (2009). Koers 74(1 & 2).
Larocque, M., & Eigenbrood, R. (2005). Community access: A survey of congregational accessibility for people with disabilities. Journal of Religion, Disability and Health, 9(1), 55–66. https://doi.org/10.1300/J095v09n01_04
Mcmahon-Panther, G., & Bornman, J. (n.d.). Persons with disabilities in the Christian church: A scoping review on the impact of expressions of compassion and justice on their inclusion and participation. http://orcid.org/0000-0002-5712-515XJuanBornmanhttp://orcid.org/0000-0001-9685-3750
Ngatang, K., Asihua, J., Taylor, B., Maden, K. M., Sanon, Tu’u, T., & Sutanto, H. (2010). Kotbah Masa Kini Menjawab Kebutuhan Jemaat. Pembelum, Jurnal Teologi, 2(2), 1–67.
Novita, A., & Ndeo, J. (2024). Penyandang Disabilitas Sebagai Tubuh Kristus. 3, 22–31.
Pono, M. R. (2022). Menjadi Gereja yang Inklusif dalam Konteks Keberagaman berdasarkan Injil Matius 8:5-13. Jurnal Teologi Gracia Deo, 4(2), 248–263. https://doi.org/10.46929/graciadeo.v4i2.97
Reynolds, T. E. (2012). Theology and Disability: Changing the Conversation. Journal of Religion, Disability and Health, 16(1), 33–48. https://doi.org/10.1080/15228967.2012.645612
Stančiene, D. M. (2021). The sermon as a multimedial instrument of communication in the Polish-Lithuanian commonwealth during the reformation and counter-reformation. Forum for Modern Language Studies, 57(1), 99–113. https://doi.org/10.1093/fmls/cqaa027
Sugiharto, A., & Widyanti, K. P. (2024). Peran Gembala Jemaat Sebagai Pengkhotbah: Tantangan Dan Strategi Masa Kini Dalam Mengomunikasikan Pesan Injil. Alucio Dei, 8(2), 1–16.
Tarigan, J. U. (2021). Ibadah Inklusi Bersama Orang dengan Disabilitas Intelektual. Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen Dan Musik Gereja, 5(1), 27–41. https://doi.org/10.37368/ja.v5i1.167
Vorster, J. K. M. (2015). Kingdom, church and civil society: A theological paradigm for civil action. HTS Teologiese Studies / Theological Studies, 71(3). https://doi.org/10.4102/hts.v71i3.2816
Wicaksono, A., & Irawaty, F. (2023). Gereja Inklusif: Membangun Komunitas Ramah Yang Mampu Menangkal Stigma Terhadap Kaum Difable. Fidei: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika, 6(2), 191–209. https://doi.org/10.34081/fidei.v6i2.480

Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Yuliana Menita Simbolon, Bangun Bangun (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.